Sinarmas Agri Case Study

Sinarmas Agri

Palm Oil in Indonesia

BASIC INFORMATION

Company Overview

Founded in 1962, Sinarmas Agri is one of the world’s leading seed-to-shelf agribusiness. The company collaborates with palm oil plantations, including smallholder farmers to cultivating and harvesting oil palm trees, extract Fresh Fruit Branches (FFBs) and produce Crude Palm Oil (CPO) and Palm Kernel (PK). These are further processed into industrial and consumer products such as cooking oil, biodiesel, and merchandising

INFORMASI DASAR

Informasi Perusahaan

Didirikan pada tahun 1962, Sinarmas Agri adalah salah satu perusahaan agribisnis terkemuka di dunia yang mengoperasikan dari hulu hingga hilir. Perusahaan ini bekerja sama dengan perkebunan kelapa sawit, termasuk petani lokal, untuk menanam dan mengelolah pohon kelapa sawit, Tandan Buah Segar (TBS), dan menghasilkan minyak kelapa sawit mentah dan Palm Kernel (PK). Bahan baku ini selanjutnya diolah menjadi produk industri dan konsumen seperti minyak goreng, biodiesel, dan barang dagangan.

Crop

Sinarmas Agri’s smallholder rejuvenation program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR) is a collaborative and sustainable program aimed at maximizing the productivity of smallholder palm oil plantations. The model promotes the implementation Good Agricultural Practices (GAP) by the smallholders farmers with assistance from the company.

Palm oil is a crucial crop as Indonesia is the world’s leading producer at nearly 60% of the world’s production. Palm oil is also a crucial source of income for as many as 2.6 million smallholder farmers representing 41% of Indonesia’s oil palm plantations. Moreover, palm oil is commonly used as cooking oil and a staple agricultural commodity in around half of supermarket packaged products.

Program peremajaan sawit rakyat (PSR) Sinarmas Agri adalah program kolaboratif dan berkelanjutan yang bertujuan untuk memaksimalkan produktivitas perkebunan kelapa sawit milik petani lokal. Model ini mendorong penerapan Praktik Pertanian yang Baik (Good Agricultural Practices/GAP) oleh para petani lokal dengan bantuan dari perusahaan. 

Minyak kelapa sawit merupakan tanaman penting karena Indonesia adalah produsen terbesar di dunia dengan hampir 60% dari produksi dunia. Minyak kelapa sawit juga menjadi sumber penghasilan penting bagi sekitar 2,6 juta petani lokal yang mewakili 41% dari perkebunan kelapa sawit di Indonesia. Selain itu, minyak kelapa sawit umumnya digunakan sebagai minyak goreng dan komoditas pertanian utama dalam sekitar separuh dari produk kemasan di supermarket.

Palm oil production before and after the implementation of inclusive-closed loop model
Location

Sinarmas Agri runs the inclusive closed-loop model throughout Indonesia across 21 regencies from 10 provinces. Overall, Sinarmas Agri’s managed a total of 50,000+ farmers.


Sinarmas Agri menjalankan inclusive closed-loop model di seluruh Indonesia, meliputi 21 kabupaten dari 10 provinsi. Secara keseluruhan, Sinarmas Agri mengelola lebih dari 50.000 petani.

Improved supporting infrastructure to support farming operations

KEY PARTNERS & STAKEHOLDERS

MITRA & PEMANGKU KEPENTINGAN UTAMA

Case Study

POINT OF DEPATURE

Palm oil smallholders across Indonesia experience low productivity at 10-15 ton/ha/year for FFB. This results in low incomes of Rp.1,000,000-1.500,000/ha/month. This is driven by limited access to financing, markets, and knowledge.

These smallholder farmers face three challenges:

POKOK PEMBAHASAN

Petani kelapa sawit lokal di seluruh Indonesia mengalami produktivitas rendah sekitar 10-15 ton/ha/tahun untuk Tandan Buah Segar (TBS). Hal ini mengakibatkan pendapatan yang rendah sekitar Rp. 1.000.000-1.500.000/ha/bulan. Hal ini didorong oleh terbatasnya akses terhadap pembiayaan, pasar, dan pengetahuan.

Pata petani menghadapi tiga tantangan :

APPROACH

PENDEKATAN

Program Impact
Key Area Before After
Productivity Low Productivity of 10-15 ton/ha/year FFB ~130% increase in FFB productivity, (23-35 ton/ha/year FFB)
Market Access Farmers only have the access to local market and intermediaries Farmers have access to wider market opportunities including export commodity with Smart Tbk as an offtaker
Financial Access High commercial interest rate of 12% per annum charged to farmers Access to a more competitive interest rate of 9.5% per annum
Capability Building Limited knowledge on Good Agricultural Practices (GAP); depended on self-management farming technique Farmers were provided on-field training on Good Agricultural Practices
Social Impact Income of IDR 1 - 1.5 million/ha/month Income of IDR 4 – 5 million/ha/month
Innovation & Infrastructure Inadequate infrastructure to support farming operations & maintain good quality of life Access to well-developed infrastructure (roads, bridges, irrigations, and cooperatives) to support farming operations
Sustainability Non-existing program for rehabilitation and environment support Farmers are now provided with access to RSPO Certification and rehabilitation & environment support program
Pengaruh Program
Bidang Utama Sebelum Setelah
Produktivitas Produktivitas yang rendah: 10-15 ton/ha/tahun FFB Peningkatan produktivitas sekitar 130% menjadi (23-35 ton/ha/tahun FFB)
Akses Pasar Petani hanya memiliki akses ke pasar lokal dan para perantara Peningkatan akses pasar yang mencakup akses langsung ke pasar tradisional, pasar modern, dan start-up pertanian
Akses Keuangan Terbatasnya akses terhadap bantuan keuangan Bekerjasama dengan Bank BRI, Bank BNI, dan Bank NTT untuk menyediakan bantuan keuangan bagi para petani dengan memberikan pinjaman
Peningkatan Kemampuan Pengetahuan yang terbatas mengenai praktik usaha pertanian yang baik (Good Agricultural Practices (GAP)); bergantung pada teknik pertanian swakelola Para petani diberikan pelatihan GAP untuk pola penanaman yang lebih baik
Dampak Sosial Para petani memiliki pendapatan di bawah rata-rata Peningkatan sekitar 20% pada pendapatan hidup rata-rata petani
Inovasi & Infrastruktur Para petani menjalankan pengelolaan pertanian melalui proses pertanian tradisional dengan keterlibatan teknologi pertanian yang terbatas Alat-alat pertanian pintar yang inovatif dipasang untuk membantu petani dalam memantau lahan. Seperti Rumah Kaca Pintar untuk panen dan pengumpulan serta Pengering Tenaga Surya untuk mengeringkan hasil panen
Ketahanan Lingkungan Tidak mengetahui praktik pertanian berkelanjutan Para petani diperkenalkan dan dilatih dalam praktik-praktik keberlanjutan (termasuk penggunaan pupuk organik dan alat-alat pertanian)