PT SEGER AGRO NUSANTARA

PT Seger Agro Nusantara

Corn in Indonesia

BASIC INFORMATION

Company Overview
Established in 2009, PT Seger Agro Nusantara (SAN) is Indonesia’s leading food commodities trader, specializing in corn, soybean, and other commodities. PT SAN owns factories and warehouses across the country.

INFORMASI DASAR

Informasi Perusahaan
Didirikan pada 2009, PT Seger Agro Nusantara (SAN) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang komoditas pangan di Indonesia khususnya pada komoditas jagung dan kedelai. PT SAN memiliki dan mengoperasikan pabrik dan Gudang yang tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Crop

Started in 2018, PT SAN’s corn business partnership program aims to increase corn productivity and new corn field expansion through an inclusive closed-loop model.

Corn plays an important role as a staple crop in Indonesia. Economically, its high yield potential and adaptability to Indonesia’s various climatic conditions make corn a vital source of income for numerous smallholder farmers. Corn also holds cultural significance in Indonesia since it is deeply ingrained in traditional cuisines and rituals, reflecting the country’s rich culinary heritage. It enables the production of affordable and nutritious animal feed given its abundance of production.


Dimulai pada tahun 2018, program Kerja Sama PT SAN bertujuan untuk meningkatkan produktivitas dan memperluas ladang jagung melalui inclusive closed-loop model.

Jagung memliki peran penting sebagai tanaman pokok di Indonesia. Secara ekonomis, jagung memiliki potensi hasil tinggi dan kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai kondisi iklim di Indonesia yang menjadikan komoditas ini sebagai sumber pendapatan yang penting bagi para petani. Jagung juga memliki kaitan erat dengan budaya di Indonesia, karena terdapat pada sebagian makanan tradisional dan ritual di berbagai daerah. Jagung juga bermanfaat sebagai pakan ternak dikarenakan harga yang terjangkau dan nutrisi yang tinggi .

Location

PT SAN runs the inclusive closed-loop model in various geographies across Indonesia, including West Nusa Tenggara, Gorontalo, and Central Sulawesi.


PT SAN menjalankan inclusive closed-loop model di berbagai wilayah geografis di seluruh Indonesia, termasuk Nusa Tenggara Barat, Gorontalo, dan Sulawesi Tengah.

Corn farmers in Sulawesi are preparing for the growing season

KEY PARTNERS & STAKEHOLDERS

MITRA & PEMANGKU KEPENTINGAN UTAMA

Case Study

POINT OF DEPATURE

Smallholders in these areas had low productivity and annual income at 2.7 tons/ha/year driven by lack of financing, limited market access, and insufficient knowledge of modern agricultural practices. These farmers have a relatively low annual income of IDR 13 M.

These smallholder farmers face three challenges:

POKOK PEMBAHASAN

Produktivitas dan pendapatan petani di daerah ini tergolong rendah, sebesar 2.7 ton/ha/tahun yang disebabkan oleh kurangnya akses pembiayaan, akses pasar yang terbatas, dan kurangnya pengetahuan tentang praktik pertanian modern. Para petani ini memiliki pendapatan tahunan yang rendah, yaitu Rp 13 juta.

Para petani menghadapi tiga tantangan :

APPROACH

PENDEKATAN

Program Impact
Key Area Before After
Productivity Low Productivity (2.7 tons/ha/year) ~20% increase of productivity (3.2 tons/ha/year)
Market Access No direct access to markets Smallholder farmers have a guaranteed off-taker
Financial Access No formal financial institutions were willing to provide lending Formal financial institutions (i.e., Bank Mandiri and Bank BRI) are providing KUR to smallholder farmers
Capability Building Limited knowledge and training on Good Agricultural Practice (GAP) and Good Handling Practice (GHP) Farmers receive technical assistance in the form of on-field training on GAP and GHP
Social Impact Income of IDR 13 M / year Increased income up to IDR 16 M / year
Pengaruh Program
Bidang Utama Sebelum Setelah
Produktivitas Produktivitas rendah (2,7 ton/ha/tahun) Peningkatan produktivitas sekitar 20% (3,2 ton/ha/tahun
Akses Pasar Tidak adanya akses langsung ke pasar Petani lokal memiliki jaminan off-take dari para pembeli
Akses Keuangan Tidak ada lembaga keuangan formal yang bersedia memberikan pinjaman Lembaga keuangan formal (seperti, Bank Mandiri dan Bank BRI) menyediakan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk petani lokal
Peningkatan Kemampuan Keterbatasan pengetahuan dan pelatihan mengenai praktik usaha pertanian yang baik (Good Agricultural Practices (GAP)) dan Cara Penanganan Pascapanen Para petani menerima bantuan teknis berupa pelatihan di lapangan tentang praktik usaha pertanian yang baik (Good Agricultural Practices (GAP)) dan Cara Penanganan Pascapanen
Dampak Sosial Pendapatan sebesar IDR 13 juta/tahun Peningkatan pendapatan hingga IDR 16 juta/tahun