IDFood Case Study
August 30, 2023 2023-09-12 14:52IDFood Case Study
IDFood
Makmur Program
BASIC INFORMATION
Company Overview
PT. Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), under the corporate brand name IDFood, is a state-owned enterprise (holding company) with business segments across farming (crops and livestock), agri-industry, fisheries, and logistics. The main objectives of IDFood are:
INFORMASI DASAR
Informasi Perusahaan
Rajawali Nusantara Indonesia (Persero), dengan nama merek korporat IDFood, adalah badan usaha milik negara (perusahaan induk) dengan segmen usaha di berbagai sektor, termasuk pertanian (tanaman dan peternakan), agri-industri, perikanan, dan logistik. Tujuan utama dari IDFood adalah:
Crop
The inclusive closed-loop model run by IDFood is focused on sugarcane. Sugarcane, a strategic plantation crop in Indonesia, contributes significantly to the national economy through its export potential and GDP share in the agricultural sector. Moreover, Sugarcane is pivotal in ensuring food security in Indonesia by serving as a crucial component of the country’s dietary landscape and agricultural self-sufficiency. Beyond its role as a source of sugar, sugarcane contributes to a diverse range of food products, including traditional sweeteners, snacks, and beverages. This versatility makes it an essential ingredient in the local diet and a fundamental element of Indonesian cuisine. Additionally, sugarcane cultivation provides livelihood opportunities for many smallholder farmers, bolstering rural economies and livelihoods. Its reliable production supports domestic consumption and reduces dependence on imported sweeteners, enhancing Indonesia’s food security and reducing vulnerability to external market fluctuations.
inclusive closed-loop model yang dijalankan oleh IDFood difokuskan pada tanaman tebu. Tebu merupakan tanaman perkebunan strategis di Indonesia, memberikan kontribusi signifikan terhadap ekonomi nasional melalui potensi ekspornya dan pangsa dalam PDB sektor pertanian. Selain itu, tebu memiliki peran penting dalam memastikan ketahanan pangan di Indonesia dengan menjadi komponen penting dalam pola pangan negara ini dan swasembada pertanian. Di luar perannya sebagai sumber gula, tebu juga berkontribusi terhadap beragam produk pangan, termasuk pemanis tradisional, makanan ringan, dan minuman. Keserbagunaan ini menjadikannya bahan baku penting dalam diet lokal dan elemen mendasar dalam masakan Indonesia. Selain itu, budidaya tebu memberikan peluang mata pencaharian bagi banyak petani lokal, yang mendukung perekonomian dan mata pencaharian di pedesaan. Produksi yang handal mendukung konsumsi dalam negri dan mengurangi ketergantungan pada pemanis impor, sehingga meningkatkan ketahanan pangan Indonesia dan mengurangi kerentanannya terhadap fluktuasi pasar luar.
Location
Makmur program is being held in Banten, West Java, Central Java, East Nusa Tenggara, West Sulawesi, and North Sulawesi.
Program Makmur dilaksanakan di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Barat, dan Sulawesi Utara.
KEY PARTNERS & STAKEHOLDERS
MITRA & PEMANGKU KEPENTINGAN UTAMA
Case Study
POINT OF DEPATURE
Challenges persist within the plantation sub-sector, particularly for smallholder sugarcane plantations. The majority of sugarcane is cultivated by smallholders, yet their productivity needs to catch up to that of larger government or private plantations.
Despite being more productive than government-run sugarcane plantations, smallholders still need a 26 percent productivity gap compared to larger private ones. Addressing this disparity is crucial for overall sectoral enhancement. Closing the productivity gap necessitates promoting certified seeds, providing technical training and support to farmers, and strengthening farmers’ institutions. Additionally, rejuvenation efforts and targeted training could enhance sugarcane productivity in specific provinces and bridge the labor productivity gap between regions, ultimately contributing to the growth and sustainability of the sugarcane industry.
POKOK PEMBAHASAN
Tantangan masih ada dalam sub-sektor perkebunan, terutama perkebunan tebu petani lokal. Sebagian besar tebu dibudidayakan oleh petani lokal, namun produktivitasnya perlu ditingkatkan agar sejajar dengan perkebunan pemerintah atau swasta yang lebih besar.
Meskipun lebih produktif dibandingkan perkebunan tebu yang dikelola pemerintah, petani lokal masih memiliki kesenjangan produktivitas sebesar 26 persen dibandingkan dengan perkebunan swasta yang lebih besar. Mengatasi ketidakseimbangan ini penting untuk peningkatan keseluruhan sektor. Untuk menutup kesenjangan produktivitas memerlukan promosi benih bersertifikat, memberikan pelatihan dan dukungan teknis kepada petani, serta memperkuat lembaga petani. Selain itu, upaya peremajaan dan pelatihan yang ditargetkan dapat meningkatkan produktivitas tebu di provinsi-provinsi tertentu dan menjembatani kesenjangan produktivitas tenaga kerja antar wilayah, yang pada akhirnya akan berkontribusi pada pertumbuhan dan keberlanjutan industri tebu.
APPROACH
The IDFood’s implementation program of an inclusive closed-loop aims to provide intensive mentoring to farmers and sustainable agricultural cultivation while involving the supply chain and supported by technology, with the goal of increasing farmers’ income and well-being. A total of 121 smallholders were involved in Program Makmur.
PENDEKATAN
Program implementasi inclusive closed-loop IDFood bertujuan untuk memberikan pembinaan intensif kepada para petani dan budidaya pertanian yang berkelanjutan sambil melibatkan rantai pasokan dan didukung oleh teknologi, dengan tujuan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan para petani. Sebanyak 121 petani lokal terlibat dalam Program Makmur.